Menjalankan Bisnis, Haruskah Percaya Insting ?
Menjalankan Bisnis, Haruskah Percaya Insting ?
Insting bisnis Anda sudah mengatakan suatu ide dapat menjadi lahan usaha. Tapi bisakah dipercaya? Insting atau naluri tidak pernah menipu. Insting adalah sesuatu yang membuat Anda tergerak, insting datang karena observasi atau pengamatan kita.
Pengamatan ini bukan hanya melihat keberhasilan teman atau tetangga, lalu ikut-ikutan. Pengamatan ini menggerakkan panca indra Anda, sehingga Anda bisa melihat peluang-peluang. Lalu berani menyimpulkan bahwa Anda mampu melakukannya dan bisa mendapatkan keuntungan dari sana.
Akan tetapi, untuk menjadi usaha yang berhasil, insting bisnis ini perlu diikuti oleh serangkaian pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Karena menjalankan bisnis itu butuh persiapan dan perhitungan yang matang.
Sebagai contoh, untuk membuka usaha sebuah toko baju di sebuah mall, harus dihitung terlebih dahulu berapa potensi pengunjung yang datang dan bisa dijangkau, bagaimana cara promo, berapa harga sewa toko, berapa banyak stok baju yang harus disediakan, bagaimana menata stok, bagaimana menghandle karyawan, bagaimana penataan toko, berapa harga jual baju dan lain sebagainya. Data dan perhitungan sangat penting untuk lancarnya bisnis. Perpaduan antara insting dan riset serta analisa angka akan menghasilkan kolaborasi yang sangat baik untuk mengembangkan bisnis yang Anda bangun.
Contoh lain adalah insting untuk membangun dan menjalankan bisnis konveksi baju, insting ini muncul karena kebutuhan akan penjahit baju untuk mensupply produk baju semakin sulit didapat. Dari hal ini, dilakukan riset tentang berapa banyak orang yang mengalami hal yang serupa. Apa saja yang dibutuhkan dari sisi SDM, peralatan, skill, keuangan dan lain sebagainya.